Minggu, 11 April 2010

Ishak atau Ismael ? (part 2)

Fajar Yehuda
11 April 2010
Ishak atau Ismael? (part 2)
Disadur dari ………………

Muslim meyakini bahwa anak yang dikurbankan adalah Ismail sekalipun Al-Qur’an sama sekali TIDAK MENYEBUTKAN nama anak yang dikurbankan tersebut.


I. MENURUT AL-QUR'AN

Dibawah ini adalah terjemahan Al-Qur’an (QS 37 : 100 – 113) yang mengisahkan peristiwa pengorbanan tersebut.:

Penyembelihan Ismail
(ayat 100) : Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (SEORANG ANAK) yang termasuk orang-orang YANG SALEH
(ayat 101) : Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang AMAT SABAR
(ayat 102) : Maka tatkala anak itu sampai (pada UMUR SANGGUP) BERUSAHA bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”. Ia menjawab : “Hai bapaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu ; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
(ayat 103) : Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya)
(ayat 104) : Dan Kami panggillah dia : “Hai Ibrahim,
(ayat 105) : sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
(ayat 106) : Sesungguhnya ini benar-benar suatu UJIAN YANG NYATA.
(ayat 107) : Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar
(ayat 108) : Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian
(ayat 109) : (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim
(ayat 110) : Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
(ayat 111) : Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman”

Kabar gembira tentang kelahiran Ishak
(ayat 112) : Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang SALEH.
(ayat 113) : Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.

Perlu diperhatikan bahwa 2 judul perikop yaitu Penyembelihan Ismail dan Kabar gembira tentang kelahiran Ishak tidak ada dalam Al-Qur’an.
Begitu pula kata yang tercetak dalam tanda kurung - (kelahiran) - tidak terdapat dalam Al-Qur’an.
Kata-kata tersebut hanya merupakan tafsiran dalam terjemahan Al-Qur’an.

Jadi dari ayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa :
TIDAK ADA NAMA ISMAIL DALAM AYAT DIATAS

Jadi akhirnya Islam harus menggunakan logika jungkir balik dan tambal sulam untuk membuktikan bahwa anak yang dikurbankan adalah Ismail.
Ada 2 logika yang biasanya digunakan untuk menafsirkan bahwa ayat diatas adalah pengurbanan Ismail :

I.1 ANAK YANG SABAR

Ayat 101 : Maka Kami beri dia kabar gembira dengan SEORANG ANAK YANG AMAT SABAR

Karena di ayat lain Ismail disebut sebagai orang yang sabar.
QS 21 : 85 :
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang SABAR.

Jadi karena anak tersebut orang sabar dan Ismail disebut sebagai orang sabar maka oleh Islam anak itu dimutlakkan pasti Ismail.

Komentar :
Pertama :

Jika kita cek dengan terjemahan bahasa Ingris dan transliterasi Arabnya, terlihatlah bahwa kata yang diterjemahkan SABAR oleh Depag ternyata sebetulnya BAHASA ARABNYA berbeda.
Sumber :
Qur’an Viewer Versi 2.8
037.101 Fabashsharn[a]hu bighul[a]min [H]ALEEM(IN)
037.101 So We gave him the good news of a boy ready to suffer and FORBEAR.

021.085 Wa-ism[a]AAeela wa-idreesa wa[tha] alkifli kullun mina a(l)[SSA]BIREEN(A)
021.085 And (remember) Isma'il, Idris, and Zul-kifl, all (men) of constancy and PATIENCE;

Jadi terbuktilah bahwa terjemahan Depag sengaja dibuat meleset demi dapat mengkait-kaitkan dengan nama Ismail dalam peristiwa pengurbanan.

Kedua :

Muslim senanatiasa menuduh bahwa cerita Kej 22 : 2 telah dipalsukan dimana nama Ishak seharusnya adalah Ismail.
Kita coba terapkan logika tuduhan muslim dalam menilai kisah pengorbanan menurut Al-Qur’an ini.

Ayat 100 menyebutkan Ibrahim memohon anak yang SALEH.
Anehnya di ayat 101 disebutkan Allah memberikan anak yang SABAR.
Bukankah ini tidak tepat, yang dimohon adalah anak yang SALEH, kenapa oleh Allah SWT yang diberi berubah menjadi anak yang SABAR.
Sementara di ayat 112 setelah periwtiwa pengurbanan disebutkan Ishak adalah nabi yang SALEH.

Dengan mengikuti logika pemalsuan, dengan mudah dapat dikatakan bahwa :
Ayat 101 telah dipalsukan, muslim telah merubah ayat yang asli (SALEH) menjadi ayat palsu (SABAR) demi mengkaitkan dengan Ismail.
Jadi ayat yang benar adalah :
ayat 101 : Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat SALEH

Dengan demikian ayat 100 – 113 menjadi satu kesatuan yang kukuh.
Ibrahim memohon anak yang SALEH
Allah memberikan anak yang SALEH
Ishak sebagai anak yang SALEH dengan rela bersedia dikurbankan
Karena kerelaannya, Ishak diberkati menjadi Nabi yang SALEH.


Ketiga :

Bagaimanapun sifat sabar sudah sepantasnya menjadi sifat dari nabi-nabi. Ini bukanlah sifat yang spesifik yang hanya bisa dimiliki oleh Ismail. Hampir semua nabi pasti menghadapi tantangan dari kaumnya, dan mereka pasti harus bersifat sabar dalam misinya.


I.2 DIJANJIKAN KEMUDIAN DISURUH MENGURBANKAN

Tidaklah mungkin Allah menjanjikan kabar gembira dengan kelahiran Ishak kemudian meminta Ibrahim untuk mengurbankannya.

Pendapat ini sudah berkembang cukup lama, tercermin dari kisah dibawah ini.

Sumber :
Islam in the Balance
Brother Mike, halaman 52 – 53 :


Menurut seorang penulis muslim al- Massoudy, Ibn Abbas dan Ikrima berdebat soal identitas anak yang dikorbankan :
Ikrima bertanya, “ Siapa anak yang dikorbankan”
Abdallah menjawab, “Ishmael”
“Kenapa”, tanya Ikrima
Ibn Abbas menjawab, “Karena bagaimana mungkin Allah menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Ishak dan kemudian memerintahkan Abraham membunuhnya.”

Komentar :
Sebetulnya Al-Qur’an telah menjawabnya sendiri, yaitu :
ayat 106 : Sesungguhnya ini benar-banar suatu UJIAN YANG NYATA.

Ujian dimana anak yang dijanjikan dan diberitakan secara khusus diminta untuk dikurbankan.


II. MENURUT HADIS

Hadis Shahih Bukhari mengisahkan bahwa nabi Ibrahim membawa ibu Hajar dan Ismael anaknya, yang MASIH MENYUSU ke wilayah Mekah. Tidak ada sama sekali kisah pengurbanan. Tidak pula disebutkan Ibrahim mengunjungi Ismail saat masih anak-anak maupun remaja. SESUDAH ISMAIL MENIKAH, barulah Ibrahim datang ke Mekah 3 kali bolak-balik, dan baru pada kunjungan terakhir Ibrahim berhasil menjumpai Ismael. Dalam pertemuan ini tidak ada kisah pengurbanan, yang ada adalah kisah Ibrahim dan Ismail membangun Kabaah yang dikenal dalam Al-Qur’an.

Sumber :
Sahih Bukhari Volume 4, buku 55, nomer 583:


Dikisahkan oleh Ibn Abbas:
…... Abraham membawa Hagar dan anaknya ISMAEL YANG MASIH MENYUSU ketempat dekat Ka’ba dibawah pohon dilokasi Zam Zam, diposisi tertinggi dari rumah Allah. Pada saat itu tidak ada orang di Mekah, begitu pula tidak ada air. Jadi Abraham menyuruh mereka duduk ditempat itu dan meletakkan sebuah tas kulit berisi kurma dan air dalam tas kulit dan kemudian pulang. Hagar mengikutinya dan berkata, “O Abraham! Kamu hendak pergi kemana, meninggalkan kami dilembah ini dimana tidak ada orang dan tidak ada apapun yang dapat menemani kami Hagar mengulang kalimatnya berulang, tetapi Abraham tidak menoleh. Kemudian Hagar bertanya, “ Apakah Allah yang memerintahkan ini?.” Abraham menjawab, “Ya”. Hagar berkata, “ Jika begitu, Allah tidak akan meninggalkan kami”. Dan Hagar kembali sementara Abraham terus berjalan pulang. …………
………. Malaikat berkata bepada Hagar, “Jangan takut , karena disinilah rumah Allah akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya, dan Allah tidak pernah mencampakkan umatNya. ………… Hagar hidup disana hingga beberapa orang dari suku Jurhum mendapatinya dan Ismail disana…………….. ISMAIL TUMBUH BESAR DAN BELAJAR BAHASA ARAB DARI MEREKA (suku Jurhum) ………
.…… SETELAH HAGAR MENINGGAL, ABRAHAM DATANG UNTUK PERNIKAHAN ISMAEL sekaligus untuk melihat keluarganya yang telah dia tinggalkan, tetapi ABRAHAM TIDAK MENJUMPAI ISMAEL. Ketika Abraham bertanya kepada istri Ismael, dia menjawab, “Ismael pergi untuk mencari nafkah”. ………..
…….. Abraham tidak menjumpai Ismael dalam jangka waktu yang telah ditentukan Allah dan KEMUDIAN BERUSAHA UNTUK MENEMUI ISMAEL KEMBALI, TETAPI TIDAK BERHASIL. …..
……… Abraham kembali tidak menjumpai Ismael dalam jangka waktu yang telah ditentukan Allah dan kemudian berusaha untuk menemui Ismael kembali. KALI INI ABRAHAM MELIHAT ISMAEL DIBAWAH POHON DI ZAM ZAM, sedang menajamkan anak panahnya. Ketika Ismael melihat Abraham, dia berdiri dan menyambutnya. Abraham berkata, 'Oh Ismael, Allah telah memberi perintah kepadaku.” Ismael berkata, “Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu.” Abraham bertanya, “Apakah engkau mau membantuku?’. Ismael berkata, “Aku akan membantumu”. Abraham berkata, “Allah telah memerintahkan untuk membangun sebuah rumah disini (red : Ka’ba).” Kemudian mereka mulai membangun rumah tersebut. …….

Hadis sahih Bukhari ini memang memusingkan muslim karena KEKOSONGAN CERITA PENGURBANAN. Kesulitan tersebut terekam dalam kutipan berikut.

Sumber :
Sejarah Nabi Muhammad SAW
Muhammad Husain Haekal.
BAGIAN KEDUA: MEKAH, KA'BAH DAN QURAISY
Kisah penyembelihan dan penebusan


BEBERAPA AHLI BERSELISIH PENDAPAT TENTANG PENYEMBELIHAN ISMAIL SERTA KURBAN YANG TELAH DIPERSEMBAHKAN OLEH IBRAHIM. Adakah sebelum kelahiran Ishaq atau sesudahnya? Adakah itu terjadi di Palestina atau di Hijaz?

Jelas sekali karena :
1. Jika sebelum kelahiran Ishak, berarti harus terjadi sebelum Ismail diusir oleh Abraham. Timbul persoalan usia karena hadis Bukhari di atas yang menyebutkan Ismail masih menyusu saat dibawa oleh Hajar. Secara perkiraan berarti usia anak tersebut masih dibawah 3 tahun. Sementara menurut Qur’an QS 37 : 102 : ‘Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “Hai anakku …………” Secara kasar berarti sudah sekitar 10 tahunan.

2. Jika setelah Ishak lahir, berarti harus terjadi setelah Ismail diusir oleh Abraham. Timbul persoalan karena hadis Bukhari diatas sama sekali tidak menyebutkan adanya peristiwa pengorbanan tersebut.

Kekosongan cerita pengurbanan Ismail dalam tradisi Islam jelas mengherankan. Namun tidak mengherankan jika kita menilai secara kritis karena memang ISMAIL TIDAK PERNAH MENJADI TOKOH PENTING DI ERA PRA ISLAM.

Itulah sebabnya Al-qur’an ternyata tidak menceritakan sama sekali tentang :
• kelahiran Ismail dari Hagar
• permusuhan Sara dan Hagar
• pengusiran Hagar dan Ismail oleh Ibrahim
• kisah kenabian Ismail

Bahkan nama Hagar sama sekali tidak disebut dalam Al-qur’an.

Bahkan asal usul Hagarpun TIDAK DIKETAHUI secara luas dijaman Muhammad SAW bahkan hingga era Muhammad Ibn Ishaq (695 M – 761 M) – penulis biografi tertua tentang Muhammad SAW.

Sumber :
Sirah Ibnu Ishaq – Ksah Sejarah Nabi Tertua
Muhammad bin Yassar bin Ishaq
Muhammadiyah University Press, 2002, jilid 1 halaman 4


Muhammad bin Muslim bin Ubaidullah bin Shihab al Zuhri mengatakan kepada saya bahwa Abdurrahman bin abdullah bin Ka’ab bin Malik al Anshari, dikenal juga sebagai al Sulami mengatakan bahwa nabi bersabda : “Ketika kalian nanti menaklukkan bangsa Mesir, perlakukanlah penduduknya dengan baik ……..” SAYA BERTANYA kepada al Zuhri apa yang dimaksud NABI DENGAN MENGANGGAP MEREKA SEBAGAI KERABAT. Dia menjawab bahwa HAJAR, IBU DARI ISMAIL ADALAH SATU KETURUNAN DENGAN MEREKA.

Jadi dijaman Muhammad ibn Ishaq hidup (695 M – 761 M), kisah tentang Hajar ini tampaknya masih belum begitu dikenal sehingga kenyataan bahwa Hajar berasal dari Mesir tidak diketahui oleh Ibn Ishaq.

Kekosongan cerita seorang tokoh seperti Ismail inilah yang menimbulkan keganjilan.
KENAPA KISAH NABI ISMAIL BEGITU MINIM DICERITAKAN DALAM AL-QUR’AN.

Dari penelitian sumber-sumber pra Islam ternyata nama Ismail hampir tidak pernah disebutkan sebagai tokoh Arab.
Lebih lanjut kutipan dari tokoh Islam modern tentang hubungan Ismail dan Arab sbb :

1. Dr. Taha Husayn, seorang profesor dari Mesir, pendapatnya dikutip dalam buku Mizan al Islam karya Anwar Jundi, halaman 170 :
“Dalam kasus cerita Abraham dan Ismail membangun Kabah cukup jelas, cerita ini muncul belakangan disaat Islam mulai berkembang. Islam mengeploitasi kisah ini untuk kepentingan agama”

2. W Aliyudin Shareef, dalam buku In Response to Robert Morey’s Islamic Invasion, halaman 3 – 4 :
“Pada masa sebelum Islam, Ismail tidak pernah disebutkan sebagai Bapa Bangsa Arab”

Akibatnya timbullah perselisihan pendapat diantara mereka sendiri tentang siapa anak yang dikurbankan.

Pertama :
Sumber :
Sejarah Nabi Muhammad SAW
Muhammad Husain Haekal.
BAGIAN KEDUA: MEKAH, KA'BAH DAN QURAISY
Kisah penyembelihan dan penebusan


Oleh karena di dalam Qur'an tidak disebutkan nama person korban itu, maka AHLI-AHLI SEJARAH KAUM MUSLIMIN BERLAIN-LAINAN PENDAPAT.

Kedua :
Selain Haekal, Yusuf Ali juga cukup berjiwa besar dengan mengakui adanya perbedaan pendapat tentang anak yang dikorbankan ini sebagaimana tercatat dalam komentarnya terhadap surah 37.

Sumber :
The Holy Quran, Translation and Commentary
A Yusuf Ali
Halaman 1204, catatan kaki 4096


“Ini terjadi di tanah yang subur antara Syria dan Palestina. Anak tersebut kemudian lahir, yang menurut tradisi Islam (YANG TIDAK SEMUANYA SEPENDAPAT), adalah anak pertama Abraham yaitu Ismail …”

Ketiga :
Sementara seorang ulama kuno yaitu Ibnu Jarir at Tabari yang lahir di Thabrastan tahun 839 M, meninggal di Baghdad 932 M. Seorang ahli sejarah yang terkemuka, ahli tafsir dan seorang imam. Kitab tafsirnya telah menjadi rujukan bagi segala ulama tafsir. Dalam kitabnya, Tabari mencatatkan perbedaan pendapat tentang siapa anak yang dikurbankan.

Sumber :
The History of al-Tabari, Vol. II, Prophets and Patriarchs
Ibnu Jarir at Tabari (trans. William M. Brenner)
State University of New York Press, Albany 1987, halaman 82 :

"Cerita-cerita awal tidak sependapat tentang siapa anak yang dikurbankan. BEBERAPA MENGATAKAN ISHAK, SEMENTARA YANG LAIN MENGATAKAN ISMAEL. Kedua pendapat didukung dengan pernyataan yang berasal dari Rasulullah. Jika kedua pendapat berimbang, hanya Al-Qur’an yang dapat dijadikan bukti dimana Al-Qur’an menyebutkan nama ISHAK YANG LEBIH BISA DITERIMA SEBAGAI ANAK YANG DIKURBANKAN.

Seorang Al-Tabari yang berlaku obyektif dan jujur akhirnya berpendapat bahwa Ishak adalah anak yang dikurbankan.

Berikut ini adalah beberapa pendapat yang menyatakan Ishak adalah anak yang dikurbankan.

Sumber :
The History of al-Tabari, Vol. II, Prophets and Patriarchs
Ibnu Jarir at Tabari (trans. William M. Brenner)
State University of New York Press, Albany 1987, halaman 82 – 86 :


Nama Ishak dinyatakan oleh Abu Kurayb- Zayd b. al-Hubab- al-Hasan b. Dinar- 'Ali b. Zayd b. Jud'an- al-Hasan- al-Ahnaf b. Qays- al-'Abbas b. 'Abd al-Muttalib- Rasul Allah dalam percakapan berkata, "Kemudian Kami tebus dia dengan korban yang luar biasa.” Dan dia juga berkata, “ANAK YANG DIKURBANKAN ADALAH ISHAK”

Menurut Abu Kurayb - Ibn Yaman-Mubarak - al-Hasan-al-Ahnaf b. Qays-al - 'Abbas b. 'Abd al-Muttalib : Kutipannya, " Kemudian Kami tebus dia dengan kurban yang luar biasa.” DENGAN MENGACU KEPADA ISHAK."

Menurut al-Husayn b. Yazid al-Tahhan - Ibn Idris - Dawud b. Abi Hind - 'Ikrimah - Ibn 'Abbas : ANAK YANG DISURUH UNTUK DIKURBANKAN ADALAH ISHAK.

Menurut Ya'qub - Ibn 'Ulayyah - Dawud - 'Ikrimah - Ibn 'Abbas : ANAK KURBAN ADALAH ISHAK.

Menurut Ibn al-Muthanna - Muhammad b. Ja'far - Shu'bah - Abu Ishaq - Abu al-Ahwas: Seseorang menyombongkan diri dihadapan Ibn Mas'ud, "Saya begini begitu, saya anak dari keturunan terhormat” Dan Abdallah ibn Mad’ud berkata, “Ini adalah Joseph b. Jacob, anak ISHAK, YANG DIKURBANKAN, anak Abraham, sahabat Allah"

Menurut Ibn Humayd - Ibrahi, b. al-Mukhtar - Muhammad b. Ishaq - 'Abd al-Rahman b. Abi Bakr - al-Zyhri - al-'Ala' b. Jariyah al-Thaqafi - Abu Hurayrah - Ka'b : Ketika Tuhan berkata, "Kemudian Kami tebusnya dengan kurban yang ajaib”, DIA SEDANG BERBICARA TENTANG ISHAK ANAK ABRAHAM.

Menurut Ibn Humayd - Salamah - Muhammad b. Ishaq- 'Abdallah b. Abi Bakr - Muhammad b. Muslim al-Zuri - Abu Sufyan b. al-'Ala' b. Jariyah al-Thaqafi, seorang sahabat dari bani Zuhrah - Abu Hurayrah - Ka'b al-Ahbar : ANAK ABRAHAM YANG DIPERINTAHKAN UNTUK DIKURBANKAN ADALAH ISHAK.

Karena sumber Islam sendiri baik Al-Qur’an dan hadis tidak menyokong pandangan bahwa anak yang dikurbankan adalah Ismail, maka dengan mengesampingkan rasa malu akhirnya muslim terpaksa harus MENGAIS NAMA ISMAIL DARI ALKITAB YANG SELAMA INI MEREKA TUDUH SUDAH DIPALSUKAN. Sikap mendua yang mencolok, jika ada yang menguntungkan Islam maka dipakailah ayat tersebut, sebaliknya jika tidak menguntungkan maka dituduhlah ayat tersebut palsu.

Argumen yang digunakan adalah :
Pertama : Anak Yang Tunggal

Menurut muslim Kej 22 : 2 : “Ambillah anakmu yang TUNGGAL itu, yang engkau kasihi, yaitu ISHAK” telah dipalsukan dan seharusnya berbunyi “Ambillah anakmu yang TUNGGAL itu, yang engkau kasihi, yaitu ISMAIL”.
Dari sini disimpulkan oleh muslim sbb :
• Anakmu yang tunggal tidak mungkin mengacu ke Ishak.
• Pasti ada satu perjalanan lagi yang tidak tercatat dalam hadis

Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press, 1998, halaman 6 :


“Di dalam Kitab Kejadian ……… Kisah diatas minimal MENGANDUNG SATU PERJALANAN IBRAHIM KE MAKKAH, yakni sebelum Ismail berusia remaja. Adapun tiga perjalanan yang lain telah diriwayatkan panjang lebar oleh Bukhari”.

Buku diatas mendapat penghargaan sebagai “Juara Pertama Lomba Penulisan Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW” yang diumumkan dalam muktamar Islam se Asia di Karachi 1398 H. Jadi buku diatas jelas sangat berbobot.

Karena menyadari bahwa hadis sahih Bukhari jelas-jelas menyatakan Ismail masih bayi saat dibawa oleh Hagar, maka pengarang menempatkan peristiwa pengorbanan tersebut setelah Hagar dan Ismail diusir namun sebelum pernikahan Ismail.

Namun pandangan ini juga mengandung kelemahan mendasar, yaitu :
• Pendapat Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury tentang adanya perjalanan ke 4 diatas hanya BERDASARKAN ASUMSI SAJA, tidak didukung dengan sumber-sumber Islam apalagi sumber-sumber Alkitab.
Tidak ada kisahnya dalam kitab Kejadian maupun dalam Al-Qur'an dimana Abraham pergi ke Mekah
• Kalau pengorbanan terjadi SETELAH DIUSIR, BERARTI ISHAK TELAH LAHIR, maka argument muslim bahwa Kej 22 : 2 telah dipalsukan dan seharusnya berbunyi “Ambillah anakmu yang TUNGGAL itu, yang engkau kasihi, yaitu ISMAIL” menjadi tidak benar lagi karena Ishak sudah lahir. JADI ISMAILPUN TIDAK DAPAT DISEBUT ANAK TUNGGAL.

Kedua : Setelah Pengurbanan Abraham Kembali Ke Bersyeba

Menurut Muslim, Hagar dan Ismail tinggal di Bersyeba, dan karena Abraham setelah periwtiwa pengurbanan pulang ke Bersyeba berarti anak yang dikurbankan pasti Ismail.

Berikut kutipan pendapat muslim.
Setelah itu muncullah perintah penyembelihan,nah di sinilah rancunya...lihat kalimat di mana Abraham berada saat menerima perintah? di Bersyeba kan!

Nah coba kita tengok ayat sebelumnya tentang pengusiran Hagar dan Ishamel dan kemana mereka mengembara:

21:14. Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.

Dan setelah selesai tugas penyembelihan Abraham itu kembali ke Beryeba

Hagar dan Ismail tidak tinggal di Bersyeba, mereka hanya MENGEMBARA di PADANG GURUN Bersyeba untuk akhirnya menetap di padang gurun PARAN. Hagar dan Ismail tidak tinggal di kota Bersyeba yang didirikan oleh Abraham.

Kej 21 : 21 : Maka tinggallah ia di padang gurun Paran ......

Lagipula kalau memaksakan bahwa Hagar dan Ismail tinggal di Bersyeba maka itu harus berarti bahwa BERSYEBA = MEKKAH karena menurut sahih Bukhari, Hagar dan Ismail ditinggalkan di Mekah, kemudian air minum habis, kemudian malaikat memberikan air kepada Hagar.

Sumber :
Hadis Sahih Bukhari
Volume 4, buku 55, nomor 583 :


Ketika air di kantung kulit telah habis, Hagar menjadi haus, begitu pula Ismail. Hagar melihat Ismail yang dalam keadaan menderita kehausan. Hagar meninggalkan Ismail karena tidak tahan melihat penderitaan Ismail. ........ . Hagar terus menurt berlari antara Safa dan Marwa hingga tujuh kali.

Rasulullah berkata, "Kejadian inilah yang mendasari tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwa"

Ketika Hagar mencapai bukit Marwa dia mendengar satu suara, Hagar kemudian berkata, "O, siapapun engkau, kamu telah membuatku mendengar suaramu, apakah engkau bisa membantuku? Dan ajaib, Hagar kemudian melihat satu malaikat di lokasi Zam Zam sedang menggali tanah, hingga akhirnya air memancar dari tempat itu....

Menurut sahih Bukhari kejadian ini terjadi di Mekah dan menjadi dasar salah satu ritual ibadah haji..

Kisah yang sama diceritakan juga di Alkitab, hanya bedanya terjadi di Bersyeba, sebelum Hagar dan Ismail mencapai Paran.

Kej 21 : 15 - 19 :
21:15 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
21:16 dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
21:17 Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.
21:18 Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar."
21:19 Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.

Jadi mengikuti logika muslim, tetap saja ada sesuatu yang "tidak tepat" disini.

Jika mengakui kisah Alkitab bahwa Hagar dan Ismail tinggal di Bersheba demi mengkaitkan dengan kepulangan Abraham, maka berarti kisah Hagar lari 7 kali antara Safa dan Marwa adalah bohong karena kejadian tidak terjadi di Mekah melainkan di Bersheba.

Berarti kegiatan ibadah haji berjalan antara Safa dan Marwa juga didasari atas kisah bohong.

Bagaimana ini?

III. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal :

1. Al-Qur’an tidak berani menuliskan nama Ismail

Fakta yang sangat aneh.
Al-Qur’an telah mengklaim dirinya sebagai BATU UJIAN bagi kitab-kitab sebelumnya.

QS 5 : 48
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan BATU UJIAN TERHADAP KITAB-KITAB YANG LAIN itu.

Pertanyaan logis, lantas apa yang harus diuji kalau kalau Al-Qur’an sendiri TIDAK BERANI menuliskan nama Ismail.

Ketiadaan nama Ismail menjadi lebih ironis lagi karena Al-Qur’an telah mengklaim dirinya sebagai JELAS.

QS 16 : 89 :
"......... Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Al-Qur'an) untuk MENJELASKAN SEGALA SESUATU dan petunjuk serta rahma ....."

Bagaimana mau menjelaskan bahwa anak kurban adalah Ismail sementara tidak berani menjelaskan dengan nama.

2. Allah SWT tidak berani mengoreksi Yahudi

Tuduhan muslim bahwa Yahudi telah merubah Taurat (Kej 22 : 2) ternyata tidak dikoreksi oleh Allah SWT dengan keras. Allah SWT memilih untuk “mengoreksi” dengan cara menuliskan “seorang anak”, “anaknya” atau “anak itu”. Apakah ini cukup sebagai koreksi. Apa susahnya bagi Allah untuk menuliskan dalam Al-Qur’an NAMA ISMAIL?? Kenapa Allah SWT menjadi pengecut dengan tidak berani mengkonfrontir Yahudi.

3. Adanya perbedaan pendapat dikalangan komunitas muslim awal

Fakta dimana pendapat awal muslim tidak satu tentang siapa anak yang dikurbankan ini jelas fakta penting. Jika sedari awal, Al-Qur’an dan Muhammad SAW sudah menegaskan anak yang dukurbankan adalah Ismail, mustahil sebagian muslim akan berpendapat Ishak adalah anak yang dikurbankan. Jadi hanya dapat disimpulkan sebaliknya yaitu GENERASI AWAL MUSLIM JUSTRU PERCAYA BAHWA ANAK YANG DIKURBANKAN ADALAH ISHAK.

4. Pengurbanan Ismail adalah cerita bohong kemudian

Dimasa pra Islam, Ismail bukanlah tokoh Arab. Bahkan asal usul Hajar saja tidak diketahui hingga masa Ibn Ishaq hidup. Jadi kisah PENGURBANAN ISMAIL INI PASTI KISAH YANG DIKARANG BELAKANGAN SETELAH YAHUDI DI JAZIRAH ARAB DIUSIR KELUAR sehingga muslim dengan aman dapat mengklaim Ismail sebagai anak pengurbanan tanpa adanya tentangan dari Yahudi. Klaim Ismail sebagai anak pengurbanan jelas tidak dapat dilakukan oleh muslim saat Yahudi masih di jazirah Arab karena akan langsung dikonfrontir oleh Yahudi dengan Tauratnya.

Sekian